Biar rindu berlalu

BAB 75

   Hidup ini tak seperti yang kita harapkan, Fatiha. Ketika kita ingin mencari bahagia, ia seakan jauh meninggalkan kita. Tika kita ingin melupakan kedukaan, ia seolah olah semakin kerap mengekori. Siapa kita untuk menolak setiap yang ditentukan-NYA? Siapa kita untuk berasa lebih kuat dari-NYA?
   Ada waktu-waktunya saya seperti tidak percaya melalui saat melukakan itu. Mengenali awak merupakan kenangan pahit dalam hidup saya... namun di sisi lain, saya melihatnya sebagai saat terindah yang tak mungkin dapat saya temui lagi sampai bila-bila.
   Begitu pun, menulis dan menyebut nama awak di kejauhan begini masih menjadi perkara terbaik yang tetap akan saya lakukan untuk selamanya. Moga ada waktu untuk kita bertemu... moga ada ruang untuk kita berbicara.
   Salam untuk mama , papa , dan adik-adik semua . . .
   Nasrul , Wageningen University of Holland

*Biarlah rindu itu berlalu pergi. Aku tidak peduli bila rindu itu datang kembali. Wahai laut! Bawalah rindu itu jauh jauh ke dasarmu.